Pahlawan dengan Atribut Lemah part 2

          Saat kami sedang dalam perjalanan menuju ibu kota negeri central, ayahku mati dibunuh oleh bandit di jalan. Tentu saja ayahku adalah seorang penyihir hebat tingkat 7. Tak mudah mengalahkan ayahku. Namun banyaknya jumlah musuh membuat ia tidak berkutik. Orang-orang bilang ayahku menyuruh ibuku untuk pergi bersama sisa pengawal untuk bisa melindungiku, yang waktu itu masih berumur 3 tahun, lari menuju ibu kota.
           Setelah 2 bulan diadakan pencarian, tidak ditemukan kabar tentang keberadaan ayahku. Para bandit pun tidak ditemukan keberadaannya. Tampaknya para bandit sudah menghilang bersama dengan jejak jasad ayahku. Tim pencari yang direkruit oleh kakekku telah menyerah untuk melanjutkan penyelidikan. Dibanding perampokan, kasus ini lebih tepat dikatakan sebagai perseteruan politik.
          Ayahku merupakan putra kedua dan terakhir dari jendral besar di negeri central. Pamanku saat itu bahkan sudah menyandang gelar perwira menengah. Namun ayah tidak mengikuti jejak kakek dan paman yang terjun di dunia kemiliteran. Ia lebih memilih mendaftar masuk ke kementerian keuangan negeri central. Karirnya terlihat gemilang meski masih seorang pegawai muda.
           Kakek berkata, dari ibuku ia mendengar, ayah adalah seorang pegawai keuangan yang memiliki jiwa kesatria. Ia dikenal tekun dan disiplin dalam bekerja. Ia juga dikenal sebagai pegawai jujur dan berintegritas. Pernah suatu hari anak dari seorang bangsawan kelas viscount hendak melakukan suap di pintu gerbang central agar bisnisnya dipermudah dalam proses mendapatkan izin. Namun ayah menolak bahkan menangkap pelaku penyuapan yang membuat pedagang lain dirugikan. Tentu saja karena keluarga ayah memiliki gelar bangsawan yang lebih tinggi.
           Kakek adalah bangsawan kelas earl. Lebih tinggi dari viscount. Dahulu kakek buyut adalah seorang bangsawan kelas duke yang merupakan keluarga inti kerajaan. Adik ketiga dari raja sebelumnya. Keturunan dari seorang duke yang tidak mewarisi gelar raja maka keturunan laki-laki pertamanya akan turun gelarnya menjadi earl. Dan gelar earl akan terus diturunkan lewat pewaris laki-laki pertama sampai keturunannya tidak memiliki anak laki-laki dari pernikahan resmi.
           Kakek juga memiliki gelar knight yang merupakan simbol pelindung negeri. Gelar terhormat yang diberikan kepada kakek bersama pasukannya setelah berhasil menumpas seribu demons beast yang mengamuk di dekat perbatasan negeri central. Gelar ini tidak bisa dianggap remeh bahkan oleh keluarga duke. Namun gelar ini melekat kepada seseorang seumur hidup tanpa bisa diturunkan.
          Latar belakang keluarga ayah adalah bangsawan yang sangat terpandang. Tidak mudah bagi bangsawan manapun untuk menekan ayah secara personal. Jiwa kesatria ayah membuat pendapatan pajak negeri meningkat, artinya korupsi menurun. Karirnyapun cemerlang dan dapat mengancam pejabat diatasnya. Sebagai seorang bangsawan, kakek paham betul bahwa ayah bida saja memiliki banyak musuh. Tapi ia begitu kecewa saat tidak bisa melindungi anak yang disayanginya.
           Delapan bulan setelah kematian ayah, ibu meninggal karena sakit. Ia menyusul ayah dan meninggalkan aku yang berumur belum genap empat tahun. Kakek pernah bercerita bahwa aku terus menangis berjam-jam bahkan setelah pemakaman ibu. Disaat aku telah tertidur. Kakek memutuskan untuk menggendong dan membawaku pulang bersamanya ke rumah. Dengan bantuan pelayannya, kakek membesarkan aku seorang diri.

0 komentar:

Post a Comment

Tambahkan komentar Bray , kritik dan masukkan dari bray akan saya pahami

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes